Donor darah dapat menjaga kesehatan sistem peredaran darah dalam tubuh
dengan mengurangi penumpukkan zat besi, namun efek tersebut mungkin
tidak berlaku pada mereka yang berusia lanjut.
Hal tersebut diungkapkan minggu lalu berdasarkan suatu penelitian yang
dilakukan di White River Junction, Vermont oleh para peneliti dari
Veteran Affairs Medical Center dan Dartmouth Medical School. Pada
penelitian yang berlangsung selama 6 tahun tersebut para peneliti
memeriksa 1.277 wanita dan laki-laki berusia antara 43 sampai 87 tahun
yang mengalami penyakit arteri perifer, suatu penyakit yang menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke tungkai akibat menyempitnya pembuluh darah
arteri.
Kemudian dalam rentang waktu enam bulan, secara acak dilakukan
pengambilan darah pada beberapa partisipan untuk memicu penurunan kadar
zat besi, sedangkan pada sekelompok partisipan lainnya tidak dilakukan.
Secara keseluruhan tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada kedua
kelompok tersebut dalam hal kematian, serangan jantung, atau penyakit
lain.
Namun, ketika dilakukan analisa terhadap hasil pada pasien yang lebih
muda saja, yaitu yang berusia 43 sampai 6` tahun, tim peneliti
menemukan bahwa lebih sedikit serangan jantung non fatal, stroke, dan
kematian yang terjadi pada kelompok yang menjalani reduksi zat besi.
Dr. Leo Zacharski yang menulis penelitian tersebut mengatakan,"Walaupun
penelitian kami tidak menunjukkan bahwa reduksi kadar zat besi dapat
menurunkan kematian, serangan jantung non fatal, atau stroke secara
keseluruhan, namun dapat mendukung teori bahwa kesehatan pembuluh darah
dapat dijaga dengan cara mempertahankan kadar zat besi yang rendah
sejak usia yang lebih muda."
Ia mengatakan bahwa donor darah adalah cara yang aman dan murah, dan
bila dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kesehatan pembuluh
darah. Namun, ia tidak menyarankan orang untuk melakukan donor darah
dilakukan hanya dengan tujuan untuk menurunkan kadar zat besi, sampai
ada penelitian lain yang dapat mengkonfirmasikan hasil penelitian
mereka. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pengurangan kadar zat besi
juga dapat dicapai dengan cara terapi obat atau restriksi dalam diet.
"Kami mencurigai bahwa efek toksik kadar besi yang berlebihan menjadi
permanen pada usia lebih lanjut, sehingga manfaat reduksi zat besi
hanya dapat diperoleh bila dimulai pada usia yang lebih muda dan
dilakukan secara berkesinambungan," Dr. Zacharski menjelaskan.
Hasil penelitian yang dimuat dalam Journal of the American Medical
Association tersebut menunjukkan bahwa kadar zat besi yang berlebihan
dalam darah dianggap dapat memicu kerusakan akibat radikal bebas pada
arteri, terutama pada penyakit jantung stadium awal.
0 komentar:
Posting Komentar